9 Poin Penting Sampel Fuel Oil Yang Harus Diwaspadai Engineer
Fuel oil adalah bahan bakar minyak yang digunakan kapal dalam menggerakkan mesin induknya sehingga dapat berlayar di lautan. Setiap pelaut sudah tidak asing lagi dengan istilah bunker dan tentunya pernah berpartisipasi atau setidaknya melihat pengoperasian bunker saat berada di kapal. Mungkin juga pernah melihat sampel fuel oil yang diambil dari manifold melalui.
Setiap melakukan pengisian bahanbakar maka biasanya crew kapal mengambil empat sampel yaitu 1 untuk supplier, 1 untuk kepentingan MARPOL (pihak pelabuhan), 1 untuk kapal, dan 1 untuk analisis laboratorium.
Perusahaan pelayaran memiliki kerja sama dengan laboratorium untuk menganalisis sampel tersebut, dan laboratorium menyediakan wadah sampel yang deberikan pihak kapal. Dengan menggunakan wadah tersebut, sampel dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium untuk diuji dan diperiksa.
Biasanya hanya sampel bahan bakar minyak yang dikirim ke darat untuk dianalisis, tetapi juga terkadang beberapa kapal mengirimkan sampel MGO. setelah itu, analisis sampel dikirim kembali oleh pihak lab ke kapal dalam waktu sekitar 3-4 hari.
Beberapa engineer junior tidak pernah memperhatikan hasil analisis laboratorium melainkan hanya memeriksa density bahan bakar terhadap penyesuaan gravity purifier. Padahal ada lebih banyak hal penting yang harus diwaspadi terhadap hasil analisis tersebut.
Banyak masalah yang terjadi akibat kandungan minyak yang tidak tepat, dan ini dapat dihindari dengan memperhatikan analisis laboratorium tersebut
9 Poin Sampel Fuel Oil yang Harus Diwaspadai Engineer
Berikut ini adalah point yang harus anda perhatikan sebagai engineer di kapal:
1. Density (Kepadatan)
Setelah menyelesaikan pengisian bunker supplier akan memberikan BDN (bunker delivery note), yang memiliki density yang disebutkan di atas, tetapi ini pada dasarnya untuk menentukan massa jenis bahan bakar yang dikirim, mungkin tidak terlalu akurat. Density yang benar dibutuhkan untuk mengganti disc gravity pada alat purifier, untuk memastikan pembersihan secara tepat dan benar.
2. Kadar air
Bahan bakar dengan kandungan air yang tinggi akan terbakar kurang efisien karena nilai kalorinya berkurang. Jumlah air yang tinggi cukup merepotkan jika minyak tersebut akan disimpan untuk waktu yang lama di tangki dengan alasan jauhnya pelayaran yang akan ditempuh kapal.
Selama periode pada masa tertentu, air akan mengendap di bagian bawah dan menyebabkan masalah saat pemindahan. Sebaiknya mulai panaskan sejak awal setelah pengisian sama halnya juga saat berada di setting tank harus dikuras.
3. Sulphur Content (Kandungan Sulfur)
Hal ini merupakan salah satu poin yang paling penting untuk diperiksa, untuk memenuhi peraturan MARPOL, terutama ketika berlayar di area ECA. Sejak 1 Januari 2015 kandungan sulfur untuk bahan bakar kapal yang berlayar di area ECA adalah 0,10% m/m.
Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan kandungan sulfur pada mesin kapal di mana pelumasan silinder dilakukan sesuai dengan jumlah kandungan sulfur pada minyak yang digunakan. Kandungan sulfur yang tinggi akan menyebabkan terjadinya korosi.
4. Viscosity
HFO yang digunakan untuk pembakaran di mesin kapal memiliki viscosity 380 cst, dan untuk IFO sekitar 180 bcst namun ini pada suhu 50 derajat celcius. Pada umumnya, viscosity yang dibutuhkan untuk pembakaran adalah 13-15 cst, namun tergantung pada jenis mesinnya.
Sebagian besar kapal memiliki viscotherm yang sudah otomatis dimana akan secara terus-menerus memonitor viscosity minyak yang masuk ke mesin dan mengatur suhu.
Namun, pada kapal yang lebih tua viscosity masi diatur secara manual sehingga masih diperlukan untuk mengetahui temperatur yang tepat untuk mempertahankan viscosity.
Sebagian besar laboratorium memberikan grafik yang akan menunjukkan temperatur yang berbeda untuk viscosity yang berbeda.
5. Persentase Aluminium dan Silico
Ini lebih dikenal sebagai catfines yang merupakan zat yang tertinggal dalam bahan bakar setelah catalytic cracking. Merupakan partikel abrasif kecil yang keras dan sangat sulit untuk dihilangkan. Partikel-partikel ini dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan plunger dan barel pompa, cylinder liner dan valve.
Kandungannya dapat dikurangi dengan menggunakan alat pembersih dengan keluaran yang sangat rendah. Selain itu, konsentrasi catfines yang tinggi berarti filter pencucian otomatis akan menjadi tersumbat.
Jika kapal Anda memiliki riwayat dengan catfines yang tinggi maka lebih baik bersihkan tanki fuel oil secara menyelurih minimal setahun sekali
6. Flash Point
Flash Point pada semua bahan bakar yang digunakan di ruang mesin harus lebih besar atau sama dengan 60. Informasi ini akan diberikan oleh supplier sebelum pengisian bahan bakar, namun akan lebih baik jika Anda memastikannya melalui analisis laboratorium.
7. Carbon Residue (Sisa karbon)
Jika nilai carbon residue lebih tinggi berarti lebih banyak endapan pada permukaan piston dan ujung valve. Jika hal itu terjadi berarti bahan bakar minyak memiliki kualitas pembakaran yang buruk, yang dapat menyebabkan penundaan pembakaran.
Hindari pengoperasian dengan low load ketika menggunakan bahan bakar tersebut. Jika harus dijalankan dengan beban rendah karena sebagian besar kapal sekarang dijalankan dengan rpm yang lebih rendah, mesin utama harus dijalankan dengan beban tinggi setidaknya selama 1 hingga 2 jam.
8. Persentase Vanadium dan Natrium
Vanadium adalah unsur logam yang ditemukan dalam minyak mentah. Ketika bercampur dengan natrium dengan perbandingan 3 banding 1, maka akan membentuk senyawa dengan titik leleh rendah dan dapat menyebabkan korosi. Hal ini menyebabkan terbakarnya valve exhaust, seats dan crown piston.
Meskipun menghilangkan vanadium itu sulit, namun lebih mudah untuk menghilangkan natrium melalui penyulingan dan pemanasan.
Metode lain untuk mengurangi korosi adalah dengan menjaga valve exhaust dan seat tetap dingin, namun kita tidak dapat mengurangi suhu jacket cooling water terlalu banyak karena akan berdampak terjadinya korosi dini.
Menjaga turbocharger dan manifold scavenge dalam kondisi yang baik akan membantu mengurangi efek korosi karena akan menghasilkan scavenging yang lebih baik, secara otomatis silinder akan tetap lebih dingin.
9. Pour point
Pour point adalah suhu minimum di mana cairan berhenti mengalir. Untuk tujuan pemompaan dan penanganan, selalu tepat untuk mengetahui temperatur minimum yang harus dipertahankan.
CCAI Calculated carbon aromaticity index adalah indikasi kualitas pembakaran bahan bakar. Nilai di atas 870 tidak direkomendasikan.
Poin-poin di atas adalah point utama yang harus dipertimbangkan sebelum menggunakan minyak yang baru dimasukkan ke dalam bunker. Selain itu, laboratorium juga dapat melakukan tes tambahan lebih lanjut seperti total sendiment (endapan), atau untuk lead, fosfor, kalsium dan seng, yang merupakan indikator adanya sisa minyak pelumas yang kadangkala terbawa ke dalam bahan bakar.
Analisis laboratorium adalah alat yang sangat baik untuk memberikan indikasi kualitas fuel oil yang disimpan. Penanganan dan perawatan yang tepat tidak hanya baik untuk mesin, tetapi juga memberi ketenangan pikiran selama pelayaran.
Post a Comment for "9 Poin Penting Sampel Fuel Oil Yang Harus Diwaspadai Engineer"
Sobat pelaut yang ingin bertanya atau berbagi pengalaman silahkan tinggalkan komentar di bawah ini.
Post a Comment