Pengertian Dan Sistem Kerja SBM (Single Buoy Mooring)
Karyapelaut.com - Dengan adanya Single buoy mooring maka kapal dapat bertambat di area lepas pantai meskipun tidak ada dermaga. Yah, sebagaimana kita tahu bahwa sangat sulit untuk membangun dermaga sebagai tempat kapal sandar di tengah laut area lepas pantai.
Dengan adanya SBM akan mempermudah kapal untuk berhenti ditengah laut tanpa harus melakukan drop anchor. Apa itu SBM dan apa saja komponennya serta bagaimana cara kerjanya? Simak penjelasannya melalui artikel ini.
sumber gambar: splash247.com |
Pengertian Single Buoy Mooring (SBM)
Single buoy mooring (SBM) adalah buoy yang dirancang secara khusus untuk diapungkan di atas permukaan laut pada aerah lepas pantai dengan posisi yang tetap dengan tujuan sebagai tempat tambat kapal tanker.
Single buoy mooring sering juga disebut dengan istilah single point mooring (SPM), fungsi utamanya adalah sebagai tempat bertambatnya kapal pada saat memuat muatan cair seperti minyak yang dijadikan tempat penampungan muatan yang diperoleh dari bumi.
SBM diperuntukkan sebagai fasilitas untuk memuat atau membongkar muatan minyak di tengah laut yang berada pada jarak tertentu dari offshore platform yang dihubungkan dengan pipa-pipa di bawah dasar laut.
Kebanyakan kapal tanker besar seperti VLCC (Very large Crude Carrier) yang mengambil minyak di pengeboran pada area lepas pantai melalui SPM karena terbilang efisien dan aman.
Singkatnya dapat dikatakan bahwa single buoy mooring menjadi penghubung kapal dengan platform offshore untuk memuat atau membongkar muatan cair atsu gas.
Buoy yang ditambatkan ke dasar laut secara permanen dengan menggunakan jangkar. Posisinya yang sulit bergeser sehingga cukup dan kokoh, sehingga proses pemuatan produk minyak bumi dapat berjalan dengan lancar dan aman tanpa khawatir terhadap pencemaran terhadap lingkungan laut.
Terdapat bantalan pada bouy yang berfungsi untuk memutar dan mengelilingi bagian geostatis yang terikat sehingga kapal yang tertabat pada buoy tersebut dapat berputar secara bebas sesuai dengan arah arus.
Menggunakan SPT sebagai alat utama transfer minyak di tengah laut sangat bermanfaat karena kapal tidak perlu datang lagi ke pelabuhan. Hal seperti ini sangat menghemat biaya, baik biaya bahan bakar maupun biaya operasi kapal selama di dermaga. Seperti mengurangi biaya untuk tug boat yang membantu dalam proses berthing/unberthing.
Selain itu dengan adanya alat ini maka kapal dengan draft besar tidak perlu khawatir sandar karena kedalaman laut pada area SPT cukup aman, dibandingkan ketika sandar di dermaga. Perhitungan draft kapal dan UKC (Under Keel Clearance) sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya grounding.
Komponen
SBM terdiri atas beberapa komponen antara lain adalah sebagai berikut:
- Bagian pelampung (Buoy body)
- Alat penahan (Rantai dan Jangkar)
- Alat transfer muatan cair dan gas
- Elemen dan komponen Tambahan
Pelampung (Body buoy) merupakan komponen yang mengapung yang ditahan oleh rantai atau wire penahan yang terhubung dengan jangkar yang tertancap di dasar laut yang disebut sebagai kaki statis.
Pada bagian pelampung terdapat komponen yang dapat berputar di atas permukaan air yang kemudian alat tersebut dihubungkan dengan kapal sebagai alat bongkar muat, alat ini saling berhubungan dengan bantuan roll yang disebut bantalan utama.
Kapal yang sedang terikat pada pelampung dapat bergerak bebas dengan cara berputar mengelilingi pelampung untuk menemukan posisi yang stabil tergantung dari arah arus dan arah angin.
Besar kecilnya pelampung yang digunakan tergantung pada daya apung yang diperlukan untuk menahan rantai jangkar agar tidak berpindah dari posisi atau titik yang telah ditentukan.
Jenis Tambatan
Ada dua jenis tambatan yang biasanya digunakan yaitu CALM dan SALM.
CALM (Catenary Anchor Leg Mooring) adalah konfigurasi yang menahan pelampung pada posisi dan tempatnya dengan panjang rantai mencapai titik jangkar dengan jarak yang cukup jauh dari bumi.
SALM (Single Anchor Leg Mooring) adalah jenis konfigurasi yang ditambahkan dengan hanya satu jangkar. Kedua jenis ini memiliki keuntungan.
Untuk jenis CALM keuntungan utamanya adalah mudah dalam perawatan, karena itu sebagian besar digunakan di beberapa daerah termasuk indonesia yang sudah menggunakannya sejak tahun 1990.
Pada sistem CALM terdapat tiga komponen tambatan yaitu jangkar, rantai jangkar, dan penghenti jangkar (stopper). Jangkar tersebut sebagai alat tancap yang menghubungkan dasar laut dengan rantai.
Sistem Kerja
SPT ditambatkan pada dasar laut dengan menggunakan rantai, chain stopper, rantai jangkar, dan peralatan lainnya yang digunakan untuk menahan pelampung pada posisinya agar tidak bergeser dan berpindah.
Dengan rancangan yang khusus, pelampung dapat bergerak dan berputar secara bebas pada batas tertentu dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain:
- Keadaan laut
- Tinggi rendahnya ombak
- Kekuatan arus
- Kekuatan angin
- Jenis dan ukuran kapal yang akan beroperasi di area tersebut.
Sistem kerja SBM dimulai dengan mengapungkan buoy pada permukaan laut dengan menggunakan rantai. Pada ujung rantai tersebut terdapat jangkar yang akan tertancap di dasar laut sebagai alat penahan yang dihubungkan oleh chain stopper yakni penghubung rantai dan pelampung.
Terdapat alat yang dapat berputar dengan bebas sehingga kapal tetap berada pada posisi yang stabil. Ditambatkan dengan cara menggunakan hawser yang terbuat dari tali khusus seperti jenis nilon dan polyester.
Hawser ini diambil dari buoy kemudian dihubungkan ke kapal yang akan tertambat yang pada ujungnya terdapat chain untuk mencegah kerusakan pada Fairlead ketika sedang operasi.
Sistem seperti ini digunakan pada pengoperasian offshore sebagai standar yang telah ditentukan dalam oil company international Marine forum.
Pada bagian tengah mooring buoy terdapat alat transfer produk dari ujung lain dan manifold yang terletak di dasar laut dan terbuat dari hose fleksibel yang menghubungkan bouy ke sistem transfer di dasar laut.
Untuk menghubungkan Mooring Buoy ke tanker, kita selalu menggunakan floating hose yang dilengkapi dengan alat khusus yang disebut breakaway coupling.
Breakaway coupling adalah alat yang berbentuk kopling yang berfungsi untuk mengaktifkan valve secara otomatis menutup pada kedua ujung selang dengan tujuan untuk mencegah cairan minyak keluar lebih awal. Singkatnya dapat dikatakan sebagai alat pencegahan terjadinya tumpahan minyak.
Alat ini menggunakan sistem swivel yang secara langsung tersambung dengan ujung manifold yang memberikan fleksibilitas kapal untuk bergerak selama operasi berlangsung.
Hal itu bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada selang ketika terjadi tekanan tinggi pada saat proses pemuatan berlangsung.
Prosedur Operasi Pada Area SBM
Persiapan Pengoperasian
Dalam pengoperasiannya kita harus mengikuti prosedur dan persiapan yang matang agar dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Berikut ini beberapa persiapan yang harus dilakukan antara lain:
- Orang yang dianggap memiliki kemampuan yang bersertifikasi wajib melakukan pengawasan setiap harinya
- Melakukan penanganan dan pengecekan terhadap peralatan dan perlengkapan
- Komunikasi harus terjalin dengan baik antar semua personil
- Operator Wings harus digerakkan
Penting diperhatikan bahwa kru kapal secara spesifik deck crew harus diberikan penjelasan dengan benar dan detail sebelum melakukan kegiatan. Alat-alat komunikasi radio harus dipastikan berjalan dengan lancar antar semua pihak.
Cadangan radio komunikasi harus tersedia sebagai antisipasi apabila terdapat radio yang rusak selama proses pekerjaan berlangsung.
Komunikasi yang lancar dilakukan oleh semua pihak, baik pengawas maupun operator derek dan semua pihak yang terlibat.
Secara khusus untuk operator Wings tidak diperbolehkan terlibat dengan pekerjaan lain kecuali jika dia diberitahu oleh pengawas.
Semua alat-alat penggerak seperti mesin derek, mesin kapal dan perlengkapan lainnya harus diperiksa untuk memastikan kondisi dan kelayakannya sebelum pekerjaan dimulai. Hydrolik dihidupkan terlebih dahulu agar pelumas berada pada suhu pengoperasian yang normal.
Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan harus dipersiapkan untuk mengantisipasi berbagai jenis kemungkinan keadaan darurat yang mungkin terjadi.
Ada banyak hal yang memiliki risiko tinggi terjadinya cedera seperti tali yang kencang saat melakukan pelepasan naik turun atau tali kendur pada saat melakukan pemindahan tali dari drum.
Pelepasan Tambatan
Jika kapal telah selesai melakukan operasi sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya maka langkah selanjutnya adalah kapal meninggalkan tempat tersebut dengan cara melepaskan tali tambatan.
Hal utama yang harus dipastikan oleh seorang Kapten dan pilot sebelum melepas tambatan adalah harus memastikan bahwa mesin kapal sudah siap dan segala sesuatunya seperti peralatan dipastikan dalam kondisi yang baik dan crew kapal sudah memahami segala pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Misalnya pemeriksaan terhadap derek di mana pin pada stopper harus dilepas sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Selain itu mengamati keadaan cuaca dan keadaan laut seperti pasang surut dan kecepatan arus apalagi jika tidak ada kapal tug boat yang dapat mengontrol dan memantau secara berkesinambungan.
Perwira jaga tidak boleh ragu untuk menghentikan operasional jika terdapat hal-hal yang dianggap tidak aman seperti tali hawser yang terlalu kencang, karena hal ini dapat menyebabkan beban akan berpindah ke hose yang tidak dapat bertahan dan tidak kuat sehingga dapat mengakibatkan hose robek dan bocor.
Tug boat yang diperuntukkan sebagai Kapal bantu harus benar-benar siap mengambil tindakan dengan cepat apabila terjadi hal yang tidak diinginkan untuk menghindari kapal melaju dan berubah haluan karena pengaruh arus. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya insiden yang lebih besar.
Post a Comment for "Pengertian Dan Sistem Kerja SBM (Single Buoy Mooring)"
Sobat pelaut yang ingin bertanya atau berbagi pengalaman silahkan tinggalkan komentar di bawah ini.
Post a Comment